Wednesday, May 13, 2009

ABIMELEKH: Raja yang tidak Pantas menjadi Raja


Kisah dalam Hak 8:33-9:57 bercerita tentang Abimelekh yang menjadi raja dengan cara yang tidak biasa. Ia bukan pilihan YHWH, didukung hanya oleh warga Sikhem, dan juga bukan murni orang Israel. Kisah ini ingin menyampaikan kepada pembacanya untuk setia pada YHWH dan percaya bahwa ia akan memberikan pembebasan. Apa yang baik dan seharusnya dilakukan oleh YHWH, bukan oleh diri sendiri. Abimelekh dipilih oleh dirinya sendiri dan bukan YHWH.
Tema atau kunci teologi dalam kisah Abimelekh ini ada pada ucapan Yotam, orang yang selamat dalam teror Abimelekh (9:7-20). Ucapan Yotam merupakan suatu masalah yang tidak pernah selesai di dunia ini yaitu untuk mendapatkan orang baik untuk melayani masyarakat. Hingga sekarang ini pun, dunia sulit mendapatkan pemimpin yang baik dan merupakan pilihan Allah. Yotam memberikan dongen tentang pohon-pohon yang baik memutuskan untuk terus menghasilkan buah yang baik. Namun semak duri menganggap dirinya layak menerima kehormatan.Dalam dongeng ini Abimelekh digambarkan sebagai semak duri yang tidak pantas menjadi raja. Semak duri memiliki karakter membakar dengan cepat seperti Abimelekh memusnahkan anak-anak raja dan juga kota Sikhem.
Kisah Abimelekh ini tidak diterima dalam kisah Deuteronomi karena kisah ini tidak menceritakan kepahlawanan seorang Raja yang memang membela rakyatnya dengan didukung oleh YHWH. Kisah ini juga tidak mengikuti pola kisah-kisah dalam Deuteronomi, kecuali awal kisah ini atau akhir dari kisah Gideon yang menunjukkan dosa umat Israel yang kembali pada Baal.

Pembagian narasinya adalah sebagai berikut:
33-35 Narasi tentang Abimelekh ini berawal dari kematian Gideon, Raja Israel. Dengan kematiannya tersebut, Israel menjadi liar kembali atau menjadi dosa. Kisah kembali pada pola Deuteronomy yang berawal dari kedosaan Israel. Kembali ditegaskan dalam ayat-ayat ini, Israel menjadi lupa akan masa lalunya, sejarahnya yaitu penyelamatan bangsa dari penindasan bangsa Midian (9:17). Ia tidak ingat lagi akan kebaikan YHWH dan mengikuti kembali Baal-Berit. Karena tidak ingat lagi maka rasa terima kasih/syukur mereka juga tidak ada. Kematian Gideon telah melahirkan dosa bagi bangsa Israel. Kesuksesan Gideon ternyata tidak bertahan lama. Bangsa Israel sangat tergantung pada seorang pemimpin dan jika sang pemimpin tidak ada YHWH pun ditinggalkan. Bisa dikatakan tidak ada dasar yang kuat yang dibangun atas bangsa Israel yang menjadikan mereka tetap setia walaupun mereka mengalami penderitaan.
1-3 Abimelekh adalah anak dari Gideon, hakim terdahulu yang memang terkenal baik dan dipilih YHWH. Ibunya merupakan selir atau pelayan Gideon yang berasal dari Sikhem (8:31). Abimelekh berarti “Ayahku adalah Raja”. Dengan namanya itu ia berkehendak menjadi raja walaupun darah yang mengalir tidak murni darah biru. Ia menjadi raja karena hubungan dari ibu. Tapi Abimelekh hanya memerintah, tidak menjadi hakim (9:22), dengan cara yang sama sekali berbeda dengan ayahnya. Ia berkuasa selama 3 tahun dan selama itu pula ia didukung oleh saudara-saudaranya yang berasal dari Sikhem, atau keluarga dari pihak ibunya (9:2-3). Abimelekh merupakan penghasut yang ulung. Ia berbicara kepada para warga Sikhem dan mereka percaya kepadanya. Mungkin juga karena ia adalah orang Sikhem juga sehingga banyak orang berharap ada raja dari negrinya sendiri, walaupun tidak diketahui dengan baik kualitas raja yang dipilih mereka. Juga, Abimelekh merupakan anak dari Gideon sehingga warga bisa percaya juga bahwa Abimelekh memiliki darah Israel dan akan diberkati YHWH sehingga Sikhem akan selalu damai dan tentram. Mereka memilih satu orang dari Sikhem daripada 70 lainnya yang keturunan murni Israel. Keinginan para warga mungkin hanya satu yaitu mengharapkan Sikhem damai dan jaya. Abimelekh memberikan suatu janji dan mereka menerima janji tersebut. Dalam ayat-ayat ini tidak ada kata bahwa warga Sikhem dihasut dengan darah, melainkan mereka dihasut dengan berbagai propaganda dan jani-janji. Lagi pula saat itu warga sangat setia pada Baal dan Abimelekh berlindung dibawah Baal.
4-5 Dukungan awal yang ia terima dari warga Sikhem adalah rencana menyewa para preman untuk membantu membantai anak-anak dari ayahnya yang berjumlah 70 orang, namun satu selamat karena bersembunyi. Yotam namanya. Ia membantai di atas satu batu. Orang-orang yang membantunya dibayar dengan 70 uang perak dari kuil Baal-Berit (9:4-5). Di sini bisa ketahuan kualitas dari Abimelekh yang mencoba berkuasa dengan diawali darah. Keputusan menyewa para preman untuk membantu membantai pengeran-pangeran kerajaan adalah keputusan yang keji yang hanya memikirkan dirinya sebagai yang utama dan pantas. 1 kepala berharga 1 uang perak yang diambil dari kuil Baal-Berit. Murah sekali. Pembantaian menjadi jalan menuju kekuasaan. Tidak hanya itu, penghinaan terhadap YHWH atau pelanggaran terhadap janji YHWH menjadi jalan menuju raja. Pembantaian ini bukan merupakan bentuk korban persembahan kepada YHWH.
6 Atas pengaruh dari Abimelekh, warga kota Sikhem mengangkatnya menjadi raja. Namun sebenarnya, YHWH tidak menginginkan ini terjadi. Abimelekh tidak pernah masuk dalam daftar menjadi raja dalam kitab. Penempatannya dalam kisah kitab Hakim-Hakim karena kaitan dirinya dalam tradisi raja Gideon. Penobatan ini hanya keinginan warga Sikhem belaka. YHWH tidak memberkati, apalagi ia menjadi raja lewat pengaruh dari kuil Baal. Namun yang juga ironis adalah pentakhtaannya dilakukan di dekat pohon terbantin di tugu peringatan yang di Sikhem. Tempat ini adalah tempat bersejarah dan suci dimana tempat itu adalah milik Yakub dan ada batu kesaksian yang didirikan oleh Yosua. Pentakhtaan ini sama sekali tidak suci, tidak direstui YHWH. Ini hanyalah aktivitas manusia semata dan bukan berasal dari kehendak YHWH. Tempat pentakhtaan ini merupakan tempat bersejarah dan merupakan tempat terciptanya relasi antara manusia dan YHWH. Dengan adanya motif lain, aktivitas manusia yang tak terpuji, tempat ini menjadi hilang esensinya. Bisa dikatakan bahwa mata rantai simbolis YHWH dan manusia hilang karena ketidaksucian yang dibuat Abimelekh.
7-15 Dalam ayat-ayat ini, Yotam menggunakan suatu dongeng untuk menegur para pembantai yang mengangkat dirinya menjadi raja. Dongeng ini ia ucapkan di Gunung Gerizim seketika ia mendapatkan kabar penobatan Abimelekh menjadi raja. Ia mengajak warga kota Sikhem untuk percaya kepada dia dan kembali setia kepada YHWH. Ungkapannya disebut dongeng karena mengungkapkan suatu peristiwa yang dibayangkan bukan situasi yang nyata. Dalam dongeng tersebut permintaan menjadi raja oleh pohon-pohon yang baik ditolak dan semak duri yang merusak dan tidak menghasilkan memberanikan diri menjadi raja dengan permintaannya yang sama sekali tidak rendah hati “berlindunglah di bawah naunganku”. Hal ini menggambarkan tentang sulitnya mendapatkan pemimpin yang baik yang memiliki dasar menghasilkan buah, namun yang bersikap buruk malahan memberanikan diri menjadi raja. Yotam melihat ada perendahan nilai kerajaan, nilai kebenaran dan integritas. Kerajaam menjadi milik orang-orang yang tidak berkualitas. Yotam dengan dongeng ini menggambarkan kerajaan Abimelekh yang tidak akan bertahan lama karena dipimpin oleh raja yang tidak berkualitas menjadi raja, yang mampu, tanpa pikir panjang, membumihanguskan pohon-pohon lainnya. Dongeng ini ditujukan kepada para warga Sikhem dan bukan Abimelekh. Sepertinya ia takut secara langsung menegur Abimelekh.
16-21 Tentu saja Yotam tidak setuju dengan isi dongeng ini. Ia mengutuk dan membuat nubuat untuk warga kota Sikhem yang mengangkat Abimelekh menjadi raja. Dalam ayat 18 Yotam membuat perumpamaan yang keras dan kejam dengan mengatakan “budak perempuan”. Sepertinya Yotam ingin merendahkan Abimelekh dan keluarganya dengan mengambarkan mereka sebagai keluarga budak yang tidak memiliki derajat apa pun dalam dunia Israel. Budak tidak memiliki tempat di mata Allah. Ayat 20 sepertinya kutukan (atau nubuat) Yotam kepada warga kota Sikhem yang tidak setia lagi pada Yerubaal dan keturunannya, yang sudah melupakan peristiwa penyelamatan dari orang-orang Midian (17). Api atau amarah akan keluar dari masing-masing, Abimelekh dan warga kota. Pada hari penobatan mereka saling bersahabat namun ada suatu masa di mana mereka saling berperang. Yotam kemudian lari ke Beer dan dituliskan ia pergi karena takut pada saudaranya, yang mungkin akan membunuhnya juga. Ia tidak diterima di kota kelahirannya.
22-25 YHWH ternyata hanya memberikan waktu selama tiga tahun untuk Abimelekh memerintah Israel. Pemerintahan Abimelekh adalah kebencian Allah. Allah dengan kebencian-Nya ingin mengawali nubuat yang diutarakan Yotam sebagai balas atas pembantaian yang dilakukan Abimelekh. Ia membuat rakyat menjadi tidak setia yang akhirnya membuat pemerintahan Abimelekh berantakan. Itulah semangat jahat yang diberikan Allah. Warga Sikhem menjadi pemberontak terhadap rajanya. Ayat 25 menjadi awal pembalasan dendam oleh Allah terhadap pembantaian anak-anak Yerubaal. Warga Sikhem mengambil strategi seperti yang pernah dilakukan Abimelekh. Mereka juga menyewa para preman untuk menghadang dan membunuh Abimelekh di suatu puncak gunung. Tidak hanya itu, orang-orang yang berjalan melalui jalan tersebut dipalak dan dianiaya juga.
26-29 Kisah di atas dihentikan dan dilanjutkan dengan kisah yang baru mulai ayat 26. Ayat-ayat ini berkisah tentang usaha Gaal untuk memusnahkan kerajaan Abimelekh. Ayat 26 berkisah tentang kedatangan Gaal bin Ebed berserta saudara-saudaranya mengawali kehancuran pemerintahan Abimelekh. Gaal bin Ebed berarti “anak pelayan atau budak”. Namun, juga bisa dipertanyakan mengapa “anak budak” ini dipercaya oleh warga Sikhem, padahal ia baru datang dan tidak memiliki pengalaman atau pergaulan yang luas dengan warga Sikhem. Ia hanya seperti perantau pada umumnya yang kemudian tinggal di Sikhem. Mungkin juga ia adalah orang yang kuat dan berani yang menurut warga Sikhem orang ini mampu mengalahkan Abimelekh. Gaal dan saudara-saudaranya bisa jadi sekelompok preman yang singgah di Sikhem. Kemudian kisah mengarah ke aktivitas warga Sikhem di ayat 27. Mereka ke ladang dan memanen hasil kebun mereka. Mereka melakukan suatu pesta dan ucapan syukur dengan makan dan minum di kuil Baal. Dalam pembicaraan (ayat 28) mereka mengutuk raja mereka, Abimelekh, dengan dengki dan amarah. “Siapa itu abimelekh? Mengapa kita menjadi hambanya?” Ia juga menghasut warga agar memihaknya. Sepertinya model ini sama seperti yang dilakukan Abimelekh, yaitu dengan menggunakan tameng keturunan ‘orang Hemor’. Dalam ayat 29 sepertinya semakin menguatkan warga kalau Gaal mendukung rencana mereka untuk menghancurkan Abimelekh. Dalam ayat ini ia menantang Abimelekh “...dalam tanganku...aku mengenyahkan Abimelekh.” Suatu ungkapan yang keras namun disukai warga Sikhem.
30-33 Ayat 30 kisah mengarah ke Zebul, wakil Abimelekh yang setia. Ia mengetahui rencana Gaal dan ikut marah karena rencana itu. Hasutan Gaal berhasil namun ketahuan oleh Zebul, wakil Abimelekh yang setia, yang telah berusaha menunda dan mengalihkan usaha pemberontakan yang dipimpin Gaal. Kesetiaannya membuat ia harus memberitahukan kepada Abimelekh sehingga ia memintanya untuk memulai perang dengan Gaal “bersama-sama melakukan penghadangan.... haruslah engkau menyerbu kota itu...” Tanggapan Zebul ini sepertinya terlalu dini dan penuh darah. Ia tidak mau tahu apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana menstrategikan untuk menyelesaikannya. Mungkin ini juga semagat jahat dari Tuhan, pedang dilawan pedang antara Abimelekh dan warga kota. Dalam surat Zebul ia meminta untuk menghancurkan warga kota dan Gaal tanpa ampun, di pagi hari siapa yang melawah harus dibunuh. Amarah dilawan dengan amarah dan hasilnya adalah darah.
34-38 Ayat-ayat ini adalah ayat yang dinamis, ada dialog dan aksi-aksi yang menarik sebagai suatu narasi. Bagian ini saya sebut sebagai awal perang antara Abimelekh dan Gaal. Abimelekh datang menyambut surat dari Zebul dan Gaal bersiap di dalam kota. Ayat 36-38 adalah ayat yang menarik antara Gaal dan Zebul. Entah dialog ini sebagai tipuan perang atau kenyataan yang ada. Yang jelas, zabul merasa amat marah dan memaksa Gaal untuk langsung berperang. Abimelekh datang ke kota juga dengan empat pasukan yang akan berperang dari empat penjuru. Dalam hal ini tentara Abimelekh lebih besar dan penuh senjata.
39-41 Perang dimulai. Abimelekh berhadapan dengan Gaal, namun Gaal melarikan diri sehingga Abimelekh terpaksa mengejar Gaal. Narasi ini memiliki kesan menarik dan penuh aksi, namun ayat 41 masuk dan mengurangi kesan atraktif peperangan antara Abimelekh dan Gaal. Saya rasa ayat 41 tidak searah dengan peperangannya dan hanya informasi belaka. Pembaca kecewa dengan adanya ayat 41 ini.
42-45 Esok harinya peperangan tambah besar. Abimelekh membunuh hampir semua warga Sikhem. Berarti ia membunuh saudara-saudaranya. Tega sekali. Ia membunuh orang-orang yang ada di pintu gerbang dan di ladang. Ayat 45 terdengar sangat kejam. Ia masuk kota, merebutnya, dan membunuh orang-orang yang ada di dalamnya. Ia merobohkan kota dan menaburinya dengan garam. Namun sekali lagi, tindakan Abimelekh salah. Ia sama sekali tidak memahami strategi memerintah atau berperang. Ia menghancurkan kota dan juga isinya, warga Sikhem, bahkan lahan yang tadinya subur ia jadikan tandus dengan ditaburi garam. Ada dua tindakan buruk yang dilakukan Abimelekh yaitu membumihanguskan kota dan menaburi lahan dengan garam. Hal ini menyebabkan kota menjadi mati tak berpenghuni dan luluh lantah serta tanahnya tandus. Kemarahan Abimelekh tidak hanya singkat melainkan berpengaruh turun temurun. Israel tidak akan mendapatkan kebaikan dan kesuburan lagi karena Abimelekh telah memusnahkan “tanah” yang memang penting bagi bangsa Israel. Tanah untuk mereka tinggal dan kemudian melajutkan pengabdian dan penghormatannya pada YHWH. Kemarahan Abimelekh bukan hanya kemarahan pada pemberontaknya melainkan pada YHWH. Mungkin ia berharap dengan dua tindakannya itu YHWH tidak akan lagi disembah karena tidak ada orang atau tanah yang baik dan subur yang menjadi tawaran memuji YHWH.
46-49 Bagian ini bisa dikatakan sebagai kekejian Abimelekh. Amarahnya yang membabi buta tidak pantas dilakukan sebagai seorang raja. Ia membunuh semua penduduk Menara-Sikhem. Pembunuhan bagi Abimelekh tidak pernah selesai. Ia keji dan biadab, tidak memikirkan akan masa depan kerajaan dan juga keturunannya. Yang ia bunuh adalah saudaranya sendiri. Semangat jahat dari YHWH membutakan mata hati abimelekh sehingga segala yang ia lakukan menjadi legal. Siapa yang membencinya harus dibunuh. Kemudian pembumihangusan kota tidak memandang yang setia dan tidak. Ia membunuh semuanya saja dan tidak membedakan satu sama lain. Jadi, bisa saja ia juga membunuh orang-orang yang setia padanya. Ia memang biadab dan tanpa ampun. Hal ini seperti yang diungkapkan Yotam. Api akan memusnahkan warga Sikhem.
50-51 Abimelekh kemudian melanjutkan pengepungan di tebes. Di tebes, ia juga melakukan hal yang sama yaitu ia berusaha membakar menara benteng kota. Padahal menara tersebut termasuk kuat namun Abimelekh tetap saja ingin menghancurkannya. Amarahnya tidak pernah padam. Tujuannya adalah membunuh orang. Jika ia pintar bisa saja ia membuat perjanjian dengan warga kota yang sudah lemah dan sepertinya menyerah untuk membangun kembali kerajaannya. Dalam hal ini Abimelekh memang bukan seorang raja yang cerdas, yang pandai membuat strategi pemerintahan.
52-55 Namun ternyata usahanya digagalkan oleh seorang perempuan yang melemparkan batu ke kepalanya hingga pecah (9:53). Disinilah akhir amarah dan kebejatan Abimelekh. Hanya seorang wanita yang bisa menghentikannya. Ia akhirnya meminta pembawa senjatanya untuk menikam dia hingga mati agar tidak ada sejarah yang menmberitahukan ia dibunuh oleh seorang wanita. Dengan demikian ia mati secara pahlawan. Dengan kematiannya, Israel menjadi damai kembali. Peristiwa kematiannya ini seperti yang diberitakan Yotam atau ada dalam kutuk Yotam (9:20). Kematian Abimelekh juga sangat tidak diduga. Tanpa ada perlawanan yang keras dan membabi buta ia mati dengan batu yang memecahkan kepalanya. Perempuan yang lemah ternyata mampu menghilangkan nyawanya. Kelemahan memusnahkan kekuatan Abimelekh. Kemurnian memusnahkan kedegilan. Kelemahlembutan memusnahkan kekerasan hati.
56-57 Dengan demikian Abimelekh bukanlah pengantar rahmat Allah, hanya seorang peninas, bukan pemimpin, hanya pembantai umat Israel. Abimelekh membawa Israel pada suatu peperangan, bukan situasi penuh rahmat. Kematian Abimelekh adalah kuasa Allah, Allah membawa damai di Israel dengan menghentikan Abimelekh lewat perang antar amarah (api) seperti yang diutarakan Yotam. Inilah kisah orang-orang yang setia pada Baal, bukan YHWH.

Catatan Tambahan

Sepertinya tidak mudah menuliskan pola narasi dalam kisah Abimelekh ini. Kisah Abimelekh menjadi Raja tidak selurus kisah yang ada di hakim-hakim lainnya. Empat unsur yang biasanya melukiskan pola narasi kitab hakim-hakim menjadi sulit diterapkan di kisah Abimelekh ini. Namun, di bawah ini akan dituliskan empat unsur/pola narasi yang ada dalam kisah Abimelekh.

Dosa → Israel meninggalkan YHWH, Israel kembali pada Baal dan melupakan masa indah, penyelamatan, bersama YHWH. Masa Gideon telah usai dan dilanjutkan oleh Abimelekh yang menjalankan pemerintahan dengan sembarangan yang didasari pembunuhan dan ketidakadilan. Pemilihan Abimelekh bukan atan nama YHWH, namun atas nama warga Sikhem sendiri. Walaupun begitu, Abimelekh ingin kelihatan seperti orang pilihan YHWH dengan dimahkotai di dekat pohon terbantin di tugu peringatan yang di Sikhem. Abimelekh menjadi raja karena ia memusnahkan 69 anak-anak Gideon. Ia menyewa para preman dan membayarnya dengan uang dari kuil Baal.

Hukuman → YHWH yang awalnya diam kemudian aktif bergerak untuk memusnahkan pemerintahan Abimelekh. Ia memberikan semangat jahat di antara Abimelekh dan warga kota Sikhem. Amarah ini berlangsung terus hingga warga kota Sikhem hampir habis. Kota Sikhem dibakar dan lahannya menjadi tandus. Rusaknya tanah merupakan wujud rusaknya persahabatan/kesuburan antara Israel dan YHWH.

Tobat → pola ini sebenarnya ada pada 9:7-21 yaitu pada ungkapan kemarahan Yotam. Yotam yang berarti “YHWH itu sempurna” bisa dikatakan sebagai nabi. Ia pergi ke Gunung Gerizim dan berteriak kepada bangsa Israel untuk kembali setia kepada YHWH. Yotam bernubuat (kutuk) kepada orang-orang Sikhem dan Abimelek bahwa mereka akan musnah oleh api. Hal ini sebagai pembalasan atas pembunuhan secara keji anak-anak Gideon. Yotam dalam hal ini bernubuat tentang pembebasan. Pertobatan muncul dalam diri Yotam sehingga Allah berpihak pada Yotam dan mengenyahkan Abimelekh dan saudara-saudaranya.

Penyelamatan → dalam pola ini YHWH sendiri berperanan menyelesaikan masa pemerintahan Abimelekh. Tiga tahun cukup. YHWH memberikan semangat jahat di antara warga Sikhem yang akhirnya membuat mereka tidak setia pada Abimelekh (9:23). YHWH sendiri di sini berperanan sebagai Raja Israel membawa pembebasan untuk membalas pembunuhan secara keji anak-anak Gideon. Gaal yang berarti kebencian/kemarahan/ keengganan mengumumkan dirinya sebagai penguasa dan membuat Abimelekh khawatir. Ia akhirnya membakar Sikhem dan Tebes dan menjadikan lahannya tandus. Amarah Abimelekh diselesaikan dengan pelemparan batu ke kepala Abimelekh oleh seorang perempuan dan dihunusnya Abimelekh oleh bujang pembawa senjatanya. Kematian Abimelekh menjadikan Israel damai kembali dan akhirnya dipilih lagi Hakim yaitu Tola bin Pua bin Dodo (10:1).

Abimelekh adalah raja yang tidak pantas menjadi raja. Ia memerintah dengan sembarangan dan tidak pernah memikirkan rakyatnya. Ia membunuh semua rakyatanya. Ia juga bukan pilihan YHWH dan juga bukan keturunan murni Israel. Ada tiga hal yang dapat menjelaskan pernyataan ini:
 Abimelekh, digambarkan seperti semak duri, merupakan orang yang keliru menjadi raja. Ia tidak memberikan keamanan dan keselamatan pada rakyatnya. Ia membakar rakyatnya sendiri. Ia mengawali pemerintahan dengan “kudeta” membunuh anak-anak Gideon dengan dibantu atau menyewa para preman atau petualang yang ada saat itu. Ia menjadi raja karena faktor kekuatan otot bukan strategi dan rahmat YHWH.
 Orang-orang Sikhem, termasuk Abimelekh, tidak bertindak “dalam iman dan kesetiaan murni” (9:15-16,19). Orang-orang Sikhem bertindak membanggakan sukunya sendiri (9:3) dan melupakan atau tidak peduli pada penyelamatan semasa Gideon (9:16-18). Peranan YHWH tidak dipedulikan.
 Dengan Abimelekh menjadi raja, Sikhem membelot dari YHWH. Pembelotan ini oleh YHWH diselesaikan dengan pemusnahan kota (9:20), muncul semangat jahat yang menjadikan orang-orang tidak setia pada Abimelekh (9:24), penhadangan dan perampasan (9:25, 34-35, 43), pemberontakan (9:26-29), pembantaian (9:43-45), dan pemusnahan (9:45).
Secara umum, Abimelekh melakukan tidakan ini karena berkat dari Baal dan didukung oleh para preman. Di tanah terjanji, buah yang buruk merupakan hasil dari pemujaan Baal. Penyembahan dan pengorbanan pada Baal memberikan motif dan dasar imoral dari kebangkitan Abimelekh (8:33). Segala yang dilakukan Abimelekh merupakan penodaan YHWH yang memang tidak ingin melihat sejarah Israel, yang telah memberikan berbagai penyelamatan. Segala yang berasal dari Baal adalah penindasan, pemberontakan, pemusnahan, kekerjaman, dan keruntuhan luar biasa.
Pemerintahan abimelekh merupakan hasil dari inisiatifnya sebagai seorang preman. Lewat tipu daya, kekerasan, dan darah, pemerintahan Abimelekh tidak akan diterima YHWH. Apalagi ia menobatkan dirinya sendiri seperti ia adalah orang pilihan YHWH di dekat pohon terbantin. Maka dalam hal ini pemerintahan Abimelekh adalah pemerintahan yang tidak sah. YHWH tidak akan menolong bangsa ini dan mau tidak mau Abimelekh hanya bisa berperang dengan kekuatannya sendiri atau dengan tentaranya. Allah tidak akan memberikan kekuatan untuk menolong pada Abimelekh. Keamanan kerajaan Abimelekh tergantung diri sendiri, berbeda dengan keamanan pada masa Gideon di mana YHWH juga menjadi penjaganya. Abimelekh dalam Deuteronomi dicerca dan dihina karena tidak setia pada YHWH. Ia melakukan hal yang tidak sepantasnya sehingga ia tidak bisa disebut sebagai raja/hakin Israel. Namun oleh Deuteronomi ia dianggap sebagai pemimpin Israel setelah Gideon di mana masa pemerintahannya adalah masa kedosaan.

Pemerintahan yang berdasarkan kekerasan atau darah tidak akan menghasilkan buah. Pemerintahan model Abimelekh ini tidak mendasarkan diri pada apa yang menjadi keprihatinan rakyat dan YHWH. Jika YHWH berkenan, pasti keprihatinan akan terselesaikan. Keadilan akan ditegakan dan model pemerintahan ini tidak akan bertahan lama. Dalam kisah ini bisa dikatakan pedang dibalas dengan pedang. Itulah keadilan pada saat itu. Namun dalam kisah ini, Abimelekh berperang tidak hanya melawan orang yang menolak dia melainkan juga terhadap YHWH.

Kepemimpinan pada masa Hakim-Hakim selalu jatuh pada dosa. Abimelekh adalah kasus yang berdosa sangat berat dan besar. Ia hanya ingin memimpin dan tidak bertugas mengatur rakyat atau mejadi hakim. Memang dalam kisah hakim-hakim, umat Israel selalu saja jatuh pada dosa dan ingin melawan YHWH. Ketidakteraturan ini merupakan awal hadirnya atau sebagai refleksi hadirnya masa raja-raja. Abimelekh memang preman yang keterlaluan. Bisa dikatakan ia adalah ateis praktis. YHWH yang berkuasa atas langit dan bumi diacuhkan dan masa depanNya tidak lagi dipikirkan dengan membumihanguskan kota dan mentanduskan lahan. YHWH ia lawan dengan nekat dan ngotot. Adalah suatu kebodohan melawan kekuatan dan kekuasaan yang lebih besar darinya.

Model politik Abimelekh atau kudetanya masih digunakan hingga saat ini dalam mencari posisi kekuasaan dengan cara mudah dan cepat. Orang yang ingin menjadi pemimpin menghasut rakyat untuk percaya dan setia pada dirinya dan kemudian menghancurkan atau membunuh orang-orang yang akan menghambat lajunya ke pintu kekuasaan. Pemimpin ini hanya memikirkan dirinya sendiri dan tidak mau repot untuk mengurusi kesejahteraan rakyat. Ketika ia memerintah ia hanya korupsi untuk kepentingan pribadi dan kemudian rakyat yang hancur, rumahnya porak poranda dan lahan kerjanya kering kerontang. Ini adalah pemimpin yang dipilih oleh Baal, semangat jahat yang ingin menghancurkan dunia.

Allah digunakan sebagai alat untuk berpolitik. Itu adalah kesalahan. Allah adalah sumber politik dan Ia tidak bisa dimanfaatkan untuk menghasut rakyat. Di zaman sekarang ini hal ini sering terjadi dan membuat banyak orang tertarik untuk memilih partai yang menggunakan nama Allah, bahkan tak jarang orang-orang berpolitik dengan menggunakan simbol-simbol keagamaan. Bisa dikatakan ini menghojat nama Allah.

No comments:

Ada pendampingan Narkoba di Taman Pintar, Yogyakarta