Friday, May 1, 2009

“Bersama Yesus yang bangkit, Umat beriman Kristiani dipanggil untuk terlibat mengangkat martabat kaum buruh sehingga terwujudlah persaudaraan sejati”


Lewat tesis ini, kami ingin mewartakan kabar gembira bagi orang miskin “Roh Tuhan ada di atas-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin” (Luk 4:18). Keberadaan Yesus di dunia ternyata telah membangkitkan suatu gerakan, yang pusatnya tetap pada Dia sendiri. Yesus yang hidup, wafat, dan bangkit memberikan gerak kehidupan pada manusia untuk terus menuju pada Allah. Inilah keselamatan yang ditawarkan Allah. Yesuslah memimpin manusia untuk sampai pada keselamatan. Yesus adalah pemimpin manusia, bahkan sesudah kematian-Nya. Bersama Yesus yang bangkit, kami mau mengatakan bahwa peristiwa kebangkitan tidak mau melupakan peristiwa keselamatan di dunia. Apa yang terjadi dalam sejarah keselamatan ingin diungkap dalam keselamatan dalam sejarah. Dalam dunia sekarang ini, Yesus tetap berperanan dengan memberikan Roh kasih-Nya “Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan” (2 Kor 4:17).Kebangkitan Yesus adalah suatu peristiwa yang menggerakan umat manusia agar tetap setia pada Bapa, karena bersama Yesus hadir keselamatan. Apa yang telah dikerjakan bagi Yesus bagi kita harus tetap kita jaga sedemikian rupa di dunia ini. Maka adalah suatu tanggung jawab manusia (Gereja) untuk menjaga kelangsungan sejarah keselamatan Allah. Jangan sampai dunia jatuh pada yang jahat, dunia menjadi neraka di bumi. Manusia bersama dengan Yesus yang bangkit diajak untuk berkerja sama dengan Allah dalam dunia-supaya kita semua dibangun sampai ke dalam kepenuhan Kristus. Maka, bersama Kristus yang bangkit kami tidak ingn melupakan peristiwa yang sudah terjadi dalam sejarah dengan peristiwa kontekstual yang kami alami. Yesus masih hadir bersama kami, dengan salibnya, untuk menyelamatkan semua orang, terutama yang miskin dan tertindas, dan kami dipanggil bersamanya untuk meneruskan dan melangsungkan keselamatan di dunia ini yang terikat pada ruang dan waktu.

Umat beriman Kristiani

Menurut KHK kanon 204, yang dimaksud sebagai Umat beriman Kristiani adalah semua orang yang telah menerima sakramen baptis dan dengan itu dipersatukan dengan pribadi Yesus Kristus dan secara bersama-sama membentuk suatu paguyuban atau persekutuan orang beriman yang disebut umat Allah . Salah satu unsur yang tidak dapat dilepaskan dalam hal ini adalah penerimaan Sakramen baptis. Melalui penerimaan sakramen baptis, orang- dengan caranya sendiri-sendiri- berpartisipasi dalam tugas Kristus sebagai imam (munus sanctificandi: fungsi pengudusan), nabi (munus docendi: fungsi pewartaan dan pengajaran) dan raja (munus pascendi aut regendi : fungsi penggembalaan atau kepemimpinan). Dengan baptisan yang bersangkutan dipanggil untuk mengemban tugas perutusan yang diserahkan Allah kepada Gereja. Tugas perutusan ini mesti dilaksanakan di dunia ini menurut keadaan khas masing-masing pribadi.
Oleh karena itu, perlulah disadari bahwa Umat beriman Kristiani, melalui baptisan bekerjasama membangun Tubuh mistik Kristus. (LG 7). Dalam tubuh tersebut hidup Kristus dicurahkan ke dalam umat beriman. Melalui sakramen baptis, Umat beriman Kristiani menjadi serupa dengan Kristus : “Karena dalam satu roh kita semua telah dibaptis menjadi satu tubuh.” (1Kor 12:13). Berkat baptisan, Keserupaan dengan Kristus ini terwujud dalam sebuah persekutuan yang mesra dalam wafat dan kebangkitanNya; diperkenankan memasuki misteri-misteri hidupNya, disamakan denganNya, hingga ikut memerintah bersama denganNya (bdk. Flp 3:21; 2Tim 2:11; Ef 2:6; Kol 2:12). Selama masih mengembara di dunia, dan mengikuti jejakNya, dalam kesusahan dan penganiayaan, kita digabungkan dengan kesengsaraanNya sebagai Tubuh dengan Kepala; kita menderita bersama denganNya; supaya kelak ikut dimuliakan bersama denganNya pula (bdk. Rom8:17).


Dipanggil Untuk Terlibat

Dipanggil menunjukan suatu dinamika gerakan timbal balik. Ada suatu keadaan yang menyebabkan atau memberikan rangsangan atau panggilan kepada subyek untuk menanggapi panggilan ini dan subyek menanggapi panggilan itu. Dalam hubungan dengan kemiskinan, realitas kemiskinan ini menjadi suatu keadaan yang memanggil kaum beriman kristiani untuk menanggapi panggilan itu. Tanggapan terhadap panggilan itu diwujudkan dengan keterlibatan kaum beriman kristiani dalam realitas kemiskinan itu.
Tanggapan ini bukan merupakan suatu tanggapan tanpa dasar melainkan sebagai hasil dari sebuah refleksi iman kristiani terhadap realitas kemiskinan itu. Bagi orang kristiani realitas kemiskinan mengahadirkan Allah sendiri; dalam diri orang miskin Allah yang maha kaya itu hadir secara nyata (bdk Mateus 25:31-46; Filipi 2:1-11) dan Allah adalah pembela kaum miskin.
Gereja sebagai sakramen Yesus Kristus dipanggil untuk terlibat dalam dan bersama kaum miskin untuk membawa pembebasan. Panggilan Gereja untuk terlibat dalam relaitas kaum miskin didasari oleh tugas perutusan Yesus Kristus sendiri yang Ia terima dari Allah Bapa“...Untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku.”(Lukas 4:18-19). Dalam tradisi Gereja Kristen para pemimpin Gereja dan beberapa orang dalam Gereja telah menunjukan tanggapan ini dalam berbagai refleksi, seruan dan tidakan karitatif mereka. Lebih dari pada seruan para pemukan ini Gereja secara institusi juga menyatakan suatu tanggapannya terhadap realias kemiskinan dan orang miskin; Gereja berkarya bagi semua orang tetapi secara khusus bagi orang miskin (bdk .LG.8, GS.42,AA.8, AG.12) dan dalam Ajaran sosial Gereja misalnya dalam Rerum Novarun. Dalam RN, Paus LeoXIII menanggapi masalah kaum buruh dan mengusulkan 3 pemecahan masalah kemiskinan ini dengan melibatkan Gereja, pemerintah, dan majikan dan buruh.
Selain atas dasar iman panggilan ini juga berdasarkan pada nilai kemanusiaan yang hakiki bahwa manusia adalah mahkluk yang bermartabat. Realitas kemiskinan dan orang miskin adalah “suatu penampakan wajah” yang menimbulkan tanggung jawab kita untuk bertindak.

1 comment:

Marants said...

mantap brother, ada insipirasi buat tesis teologi politik ...marants

Ada pendampingan Narkoba di Taman Pintar, Yogyakarta