Thursday, March 26, 2009

Tanda dan Iman


Sebuah Tulisan Singkat tentang Tanggapan (Iman) untuk Pembaca Injil Yohanes atas Tanda-Tanda yang Yesus Perbuat

Yohanes, dalam memberi tanggapan orang-orang yang belum percaya pada iman akan Yesus, lebih menggunakan kata “pisteuein” dalam injilnya daripada kata “pistis’. Pisteuein adalah kata kerja dan muncul sebanyak 98 kali, sedangkan pistis adalah kata benda dan muncul hanya sekali. Kata pistis lebih diartikan sebagai kepercayaan atau keyakinan, belief, conviction of the truth of anything sedangkan pisteuein adalah “untuk percaya” diartikan dari “to believe into’ atau “menuju untuk percaya sebagai proses dinamis dari masuk ke dalam sesuatu, menjadi lahir kembali ke dalam hidup abadi.” Beriman adalah mencintai dan mengabdi Yesus secara aktif.Maka, dengan kata “pisteuein”, Yohanes ingin mengajak pembacanya untuk secara dinamis menuju pada Yesus. Yohanes menjadikan injilnya sebagai sebuah perjalanan iman “journey”, perjalanan dari yang tanpa/kurang iman → setengah iman → masuk ke iman yang penuh. Perjalanan menuju iman merupakan hasil refleksi atas tanda, bukan atas berita-berita atau kisah-kisah kehebatan Yesus semata. Pembaca Yohanes diajak untuk secara aktif menyadari kebenaran akan Yesus seperti perjalanan iman Nikodemus, wanita samaria, maupun lainnya. Kebenaran ada dalam sabda dan mempribadi dalam diri Yesus, melampaui tanda-tanda yang diberikan Yesus.
Dengan adanya Prolog (1:1-18), Yohanes ingin memberitahu ke pembacanya akan misteri hidup Yesus. Prolog membantu pembaca untuk mengenal Yesus secara benar karena pembaca dihadapkan secara langsung pada tokoh Yesus dan diharapkan dapat mengenali Dia sebagai “Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia”. Prolog adalah kunci menuju iman yang benar. Yohanes tidak ingin pembacanya jatuh pada iman yang dangkal yang hanya percaya pada tanda-tanda dan kata-kata yang diberikan Yesus dalam sejarah hidup-Nya. Ada kebenaran yang melampaui tanda. Di sini, Yohanes tidak ingin pembacanya salah paham atas kebenaran yang ada. Di akhir cerita ada pemberitahuan salah paham kepada para pembaca agar mereka dapat berkembang lebih mendalam dalam iman kepada Yesus Kristus, Putra Allah, sehingga oleh iman mereka akan memperoleh hidup dalam nama-Nya (20:31). Yohanes tidak mengharapkan pembacanya hanya memahami pengalaman-pengalaman iman (tanda-tanda) orang-orang yang ada dalam ceritanya, tetapi ingin menantang iman (journey dan challenge) pembacanya tersebut untuk menjadi sadar “where do I stand?”
Iman Maria, ibu Yesus, juga merupakan tanda yang akan memimpin pembaca untuk beriman. Ia merupakan pribadi yang percaya dan memiliki iman yang benar dan teguh. Maria menerima dan mengakui kebenaran akan putranya. Dalam peristiwa di Kana, maria percaya bahwa Yesus akan memberikan yang terbaik sehingga ia dan para pegawai istana mengikuti apa yang Yesus katakan (2: 5-6). Percaya dan kemudian mengikuti kehendak Yesus tanpa syarat merupakan tanda yang kuat akan iman yang benar dan teguh.
Selain ibu Yesus, Yohanes juga memberikan tanda iman kepada pembacanya melalui Nikodemus. Nikodemus memiliki iman yang bertahap dari tidak percaya hingga beriman dalam Yesus. Pada awalnya, Nikodemus memanggil Yesus dengan kata guru. Ia pemimpin agama Yahudi yang bertanya kepada Yesus namun masih tidak percaya dengan apa yang ia katakan. Pemahaman Nikodemus akan Yesus masih salah (3:1-21). Nikodemus datang kepada Yesus tanda-tanda yang dilakukan Yesus. Iman yang datang karena tanda belumlah penuh. Kemudian perjalanan iman Nikodemus berkembang (7:50-52) di mana ia membela Yesus dari imam-imam kepala dan orang-orang Farisi. Iman Nikodemus dikisahkan menjadi semakin penuh oleh Yohanes ketika ia ikut dalam duka Yesus yang disalib. Ia membawa campuran minyak mur dan minyak gaharu yang banyak (19:38-42). Perjalanan iman Nikodemus merupakan tanda yang buat Yohanes dijadikan tantangan para pembacanya untuk percaya pada Yesus. Disinilah perjalanan iman yang dinamis di mana Yohanes mengajak pembacanya untuk masuk ke kebenaran akan Yesus.
Yang harus dipahami adalah bahwa “tanda” sangat penting untuk Yohanes. Ketika orang yang percaya pada Yesus dan mendasari iman mereka pada tanda semata, iman itu tidak cukup. Namun, mungkin juga ada orang yang hanya terkesima atau berhenti pada tanda yang tidak memimpin orang tersebut ke iman yang lebih mendalam (6:26). “…sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.” Tanda hanya akan berakhir dalam dirinya dan tidak memimpin dirinya ke realitas yang lebih esensial yaitu penyingkapan Allah dalam sabda yang mempribadi dalam diri Yesus. Hal ini seharusnya menjadi awal iman yang akan dan dapat memimpin mereka ke dalam iman yang benar. Tanda dapat memimpin orang yang percaya untuk melampaui tanda sehingga diyakinilah Yesus Kristus, Putra Allah, dan orang-orang akan memiliki kehidupan dalam nama-Nya (20:30-31).

No comments:

Ada pendampingan Narkoba di Taman Pintar, Yogyakarta