Saturday, June 14, 2008

Keilahian Yesus Kristus: Komentar atas Notifikasi Jon Sobrino

Beberapa affirmasi dari tulisan Rm. Jon sobrino cenderung mengurangi kedalaman pasal-pasal dalam Perjanjian Baru yang menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan: (Perjanjian Baru] menjelaskan bahwa Dia “secara mendalam mengikat pada Tuhan, yang berarti bahwa kenyataanNya harus diekspresikan seperti adanya Tuhan (Christ the Liberator, 115). Dalam keterkaitan dengan Yoh 1:1, dia menyatakan: “Seharusnya, Logos ini belum bisa dikatakan sebagai Tuhan (sejalan dengan Tuhan), namun sesuatu diklaim olehnya agar sampai pada kesimpulan yang penting dan mendasar, yaitu penjelmaanNya atau satu dengan Yang Ilahi. Hal ini tidak menandakan sesuatu yang secara murni temporal tetapi terkait padanya akan ciptaan dan mengkaitkan logos dengan tindakan yang berbau ilahi”(Christ the Liberator, 257).  Perjanjian baru tidak dengan jelas menyatakan tentang keilahian Yesus, tapi selalu menetapkan prasangkaan: “Perjanjian Baru… memuat ekspresi-ekspresi benih apa yang akan menghasilkan pengakuan akan keilahian Kristus secara nalar. Semua ini berarti bahwa luar diri Yesus bukanlah Tuhan, bukan juga sebagai yang ilahi; terutama ketika jatuhnya Yerusalem”. Untuk menyokong Yoh 20:28 yang menyatakan bahwa Yesus itu seperti Tuhan merupakan sesuatu yang benar-benar salah, dibandingkan dengan ayat yang mengkaitkan Yesus sebagai “Tuhan” dan “Allah”. Begitu juga dengan Yoh 1:1 yang mengatakan bahwa sabda itu adalah Tuhan. Banyak teks juga mengatakan bahwa Yesus adalah Putra dan Tuhan. Keilahian Yesus telah menjadi sebuah konsern sejak awal Gereja berdiri, hal ini kemudian diproklamirkan dalam Konsili Nicea. Fakta bahwa hal ini tidak digunakan bukan menyatakan bahwa keilahian Yesus tidak dinyatakan secara akal sehat, berbeda dengan yang dikatakan Jon Sobrino. Rm. Sobrino tidak menolak adanya keilahian Yesus ketika ia mengusulkan bahwa hal itu ditemukan dalam Perjanjian Baru hanya sebagai benih dan kemudian menjadi dogma karena telah bertahun-tahun direfleksikan. Namun, ia gagal menyatakan penjelasan keilahian yang sempurna. Ketidakjelasan ini memulai keyakinan pada kecurigaan akan perkembangan sejarah dogma, dimana Sobrimo masih ambigu menjelaskannya, menjadi formula keilahian Yesus tanpa kejelasan yang berkelanjutan dengan Perjanjian Baru. Namun, keilahian Yesus jelas sekali merupakan saksi dari tulisan Perjanjian Baru. Banyak deklarasi konsili merujuk pada keberlanjutan pemahaman yang berawal dari Perjanjian Baru secara jelas, dan bukan hanya sebagai benih. Pengakuan keilahian Yesus Kristus merupakan sesuatu yang pasti dalam iman Gereja sejak awal. Hal ini telah menjadi saksi nyata sejak Perjanjian Baru

No comments:

Ada pendampingan Narkoba di Taman Pintar, Yogyakarta